Nuh mengatakan, kewajiban publikasi ilmiah memang harus dipaksakan di kampus. Hal ini untuk mendorong tumbuhnya budaya ilmiah, pengembangan keilmuan, dan meminimalisasi plagiarisme.
Publikasi ilmiah mendorong dosen dan mahasiswa untuk tidak main-main dalam mengerjakan skripsi, disertasi, tesis, maupun karya ilmiah lainnya. Sebab, publikasi karya ilmiah secara luas bisa mendorong munculnya diskusi atau dialektika yang sehat.
"Karena banyak pilihan, dengan sendirinya jurnal-jurnal bisa mendapat karya ilmiah yang berkualitas," ujar Nuh.
Menurut Nuh, kendala keterbatasan jurnal bisa diatasi dengan membuat jurnal baru atau menghidupkan kembali jurnal yang mati suri. Kendala biaya bisa diatasi dengan mengembangkan jurnal online.
Adapun keluhan soal kemampuan menulis mahasiswa yang masih rendah, kata Nuh, bisa diatasi dengan memperkuat peran pembimbing. Dalam penulisan ilmiah yang pokoknya adalah mengenali masalah, memformulasi, bagaimana menyelesaikan masalah (metodologi), dan hasilnya apa.
"Jadi, tidak ada alasan publikasi ilmiah tidak bisa dijalankan. Publikasi ilmiah tetap harus dilaksanakan," kata Nuh.
sumber : JAKARTA, KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar