Senin, 27 November 2017

Contoh Tugas Komunikasi Bisnis (Tugas Kewirausahaan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penerapan Prinsip Komunikasi Bisnis Dalam Melakukan Usaha
Masalah komunikasi bersifat melekat atau inherent sehingga sangat penting bagi kebutuhan manusia. Rasanya tidak mungkin seorang hidup sempurna tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi merupakan “darah sebagai sumber kehidupan” bagi setiap organisasi dan merupakan kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi seseorang.
Penerapan komunikasi dengan pasar menjadi syarat mutlak bagi setiap produsen yang menghasilkan produk secara besar-besaran yang ditunjukan kepada para konsumen yang tidak dikenalnya. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar juga berarti suatu syarat mutlak bagi setiap pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus maju berkembang.
Dalam lingkungan bisnis, terdapat berbagai sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat konsumen. Sarana-sarana komunikasi perdagangan yang tersedia diantaranya: pengiriman surat, percakapan telepon, kunjungan pribadi, dan lain-lain.
1.2 Tujuan Komunikasi Bisnis
a)      Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna pesan yang diberikan kepada pihak lain, baik didalam maupun diluar organisasi perusahaan.
b)      Mendapatkan tanggapan, tindakan, atau persetujuan dari si penerima pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan.
c)      Penemuan diri (Personal discovery).
d)      Untuk berhubungan dan memelihara hubungan dengan orang lain.
e)      Untuk meyakinkan.
f)       Untuk bermain dan menghibur diri.
1.3   Fungsi Komunikasi Bisnis
Fungsi komunikasi dalam bisnis terdiri dari:
a)    Fungsi Informatif
Aktivitas yang kita lakukan berperan memberikan informasi tentang bisnis kita, pada saat yang mungkin bersamaan kita juga mencari informasi tentang siapa pesaing kita, bagaimana kondisi perusahaan dan kekuatannya pada market place.

b)    Fungsi Persuasif
Komunikasi diarahkan untuk memberikan treatment agar orang lain merubah sikap, pendapat dan perilakunya seperti yang diharapkan oleh komunikator dalam organisasi bisnis. Fungsi ini dijalankan untuk membangun komitmen para pelakunya terhadap organisasi atau lembaga tempat bekerja, dari mulai manajer hingga tukang sapu, sehinggu visi, misi, strategi dan taktik dapat berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.

c)    Fungsi Kontrol
Tanpa adanya fungsi kontrol dalam komunikasi bisnis, operasional organisasi tidak dapat berjalan secara efektif. Artinya mengkomunikasikan atau yang harus dikerjakan atau tidak harus dikerjakan oleh bawahan atau manajer sekalipun.

d)    Fungsi Emosi
Fungsi emotif meningkat ke penerapan isi pesan, karena berkaitan dengan rasa suka tidak suka, benci dan cinta, puas atau tidak puas, kegembiraan dan kesedihan, menyenangkan atau kedekatan emosional lainnya.
Fungsi ini dapat berjalan efektif bila ;
1.    Informasi yang disampaikan jelas, akurat dan tidak mengandung  ambiguitas yang berlebihan
2.    Komunikasi yang dilakukan sekaligus memperkaya skill bawahan
3.    Membuka saluran umpan balik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi ditentukan oleh beberapa hal :
1.    Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2.    Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.
3.    Kredibilitas. Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.
4.    Pengendalian. Komunikan memberikan reaksi/umpan balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan komunikator sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.
5.    Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan komunikan.
2.2    Proses Komunikasi Bisnis dalam Perusahaan
Ada lima komponen penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu:
a)      Pengirim pesan (sender atau komunikator)
b)      Pesan yang dikirimkan (message)
c)      Bagaimana pesan tersebut disampaikan
d)      Penerima pesan (receiver atau komunikan)
e)      Umpan balik (feedback) atau effect
f)  
             Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu maupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
a.    Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan.
b.    Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kata, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain.
c.    Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode).
d.    Langkah keempat, perhatian diahlikan pada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interprestasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya.
e.    Proses terakhir dalam komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima.
       Suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
a.    Completeness (Lengkap)
b.    Conciseness (Singkat)
c.    Consideration (Pertimbangan)
d.    Concreteness (konkrit)
e.    Clarity (Kejelasan)
f.     Courtessy (Kesopanan)
g.    Correctness (ketelitian)
2.3 Penerapan Komunikasi Dalam Melakukan Usaha
Suatu perusahaan hanya akan merealisasikan tujuannya jika setiap petugas bekerja secara efisien dan ada kerjasama antara petugas yang satu dengan yang lain. Salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya disebutkan terakhir ini adalah hubungan yang baik antara pemimpin dengan bawahannya. Bermacam cara untuk mengadakan hubungan komunikasi antara seorang dengan lainnya. demikian juga dalam perusahaan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, yaitu dalam pertemuan-pertemuan, berbicara melalui telepon, menirim surat, berbicara langsung, pemberian laporan, pemberian petunjuk, dan pemberian perintah. Agar terdapat suatu hubungan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, berkomunikasi itu pimpinan haruslah tetap memelihara sikap baik.
Komunikasi bisnis dapat dilakukan di dalam perusahaan dan diluar perusahaan. Di dalam perusahaan komunikasi perlu dibina dengan baik antara para karyawan agar mereka lebih yakin dengan produk yang dihasilkan maka mereka sulit mengkomunikasikan produk tersebut kepada orang lain di luar perusahaan. Kemudian komunikasi intern ini sangat penting untuk menjaga kelancaran jalannya organisasi perusahaan sehingga tidak akan timbul miskomunikasi antara bagian-bagian, seksi-seksi dalam perusahaan. Komunikasi eksternal dilakukan perusahaan dalam hubungan dengan masyarakat, pemerintah pada umumnya dan khususnya terhadap para konsumen atau langganan.
2.4 Proses Komunikasi Dalam Usaha
Sebagai suatu organisasi, setiap perusahaan mempunyai tingkatan yang mengakibatkan komunikasi di dalamnya. Apabila ada satu pihak kegiatan komunikasi menjadi suatu mekanisme sosialisasi, integrasi dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak yang lain kegiatan itu merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan kerjasama yang dimaksud. Dengan demikian, maka setiap kegiatan komunikasi mempunyai dua aspek yaitu aspek aktif dan aspek pasif. Aspek aktif berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan dapat mengubahnya, sedangkan aspek pasif adalah pencerminan situasi sosial yang memanfaatkan komunikasi tersebut.
Karena itu, pengaruh komunikasi tergantung dari sikap komunikator itu sendiri, yaitu untuk tujuan apa komunikasi itu dilakukan dengan maksud damai atau menimbulkan pertentangan. Setiap proses komunikasi sekurang-kurangnya mempunyai 5 komponen yaitu :
1.    Idea tau kejadian yang akan diberitakan
2.    Komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita
3.    Pesan yang dirumuskan dan disalurkan
4.    Mengintepretasikan pesan
5.    Tujuan kegiatan pemberitaan

Suatu lembaga bisnis harus mampu menciptakan komunikasi antar manusia yang kondusif, baik yang bersifat internal (menjalin hubungan baik dengan anggota komunitas) maupun yang bersifat eksternal (menjalin hubungan dengan orang di luar komunitasnya)

Komunikasi antar manusia yang bersifat internal bertujuan mempertahankan integrasi secara psikologis maupun sosial. Efek dari stabilitas ini adalah tingkat produktivitas (baik kuantitas maupun kualitasnya) yang akan meningkat.

Komunikasi antar manusia yang bersifat eksternal diperlukan karena pusat pembelian biasanya terdiri dari beberapa orang dengan kedudukan, wewenang, empati dan sikap yang berbeda-beda. Maksudnya tentu saja bahwa diperlukan pendekatan komunikasi yang berbeda-beda agar dapat mencapai orang-orang itu.

2.5   Tantangan Kompetensi dalam Komunikasi Bisnis
       Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :
a)   Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.


b)   Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
c)    Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
2.6   Penerapan Komunikasi dan E-Commerce
          Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan penggunaannya kini adalah e-commerce. Secara umum, e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.. Media elektronik yang popular digunakan saat ini adalah internet. Di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan suatu komunitas melalui transaksi elektronik serta perdagangan barang, layanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, antara perusahaan dengan pelanggan, atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Sistem E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe aplikasi yaitu:
a. Electronic Markets (EMs) yaitu sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu, sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
b. Elektronic Data Interchange (EDI) adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disepakati, yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain dengan menggunakan media elektronik”. Keuntungan menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
c. Internet Commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
             Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti memberikan keuntungan, antara lain:
a.  Untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet
b. Harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah      biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat
c.  Internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah
d.  Pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan.

BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN

Secara umum komunikasi sangat berperan penting dalam suatu melakukan usaha, karena bisnis atau usaha tanpa melakukan komunikasi akan sangat merugikan perusahaan. Keberhasilan suatu produk ditentukan oleh citra (image) yang positif dari konsumen (pemakai). Bila citra sebuah produk sudah tertanam, konsumen akan mengalami ketergantungan yang sangat kuat akan produk tersebut. Oleh sebab itu, bila ekspansi pasar telah dilakukan, harus segera dilakukan juga penelitian (action research) untuk mengetahui posisi produk berdasarkan citranya di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nawangsari Sri, SE. Komunikasi Bisnis, Edisi Diktat Kuliah Universitas Gunadarma. Jakarta.
Redi Panuju, Drs. Komunikasi Bisnis, Bisnis Sebagai Proses Komunikasi, Komunikasi Sebagai Kegiatan Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995


Tidak ada komentar:

Posting Komentar